PKM RPL : Saat Dosen Ajari Siswa SMP Membuat Gim

UMUMNYA, dosen mengajar mahasiswa di kampus. Akan tetapi, tiga dosen Prodi Rekayasa Perangkat Lunak (RPL atau Software Engineering) dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Cibiru, justru mengajar di sekolah menengah pertama.

Meski tak ada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada kurikulum 2013, namun mereka melakukan pendekatan khusus kepada para siswa agar siap menghadapi era industri 4.0.

Pembelajaran dilakukan di SMPN 1 Cimahi, Jalan Raden Embang Artawidjaja, Kota Cimahi. Kegiatan dilakukan lewat pengenalan pembuatan gim pada  klub IT, salah satu ekstrakurikuler di sekolah tersebut.

Terlihat, para siswa antusias mengikuti kegiatan tersebut. Mereka diberi materi dan petunjuk membuat gim menggunakan aplikasi Scratch. Kegiatan diselingi dengan tanya jawab. Bagi siswa yang bisa menjawab, diberikan hadiah hiburan menarik.

Salah satu dosen pengajar, Asyifa Imanda mengatakan, mereka berupaya mengenalkan pemrograman kepada siswa SMP. “Kami juga ingin tahu, sejauhmana para pelajar mengenal RPL sebagai pengenalan bagi mata pelajaran TIK,” ujarnya.

Kuisioner

Sebelum memulai pembelajaran, Asyifa bersama rekan dosen Dian Anggraini dan Indira Syawanidya menyebar kuisioner kepada siswa tentang kebiasaan menggunakan komputer/laptop. “Hampir semua mengaku pakai gawai hanya untuk main gim. Maka dipilih pendekatannya lewat pembuatan gim saja, jadi mereka ke depan bisa menjadi pembuat gim ketimbang hanya pemain,” ucapnya.

Menjadi guru di sekolah bagi seorang dosen adalah hal baru. Dosen perlu menyesuaikan dengan berbagai hal yang berlaku di sekolah.

Asyifa merasakan pengalaman mengajar anak-anak remaja tersebut menambah pengetahuannya. “Pengenalan materi harus berulang-ulang dengan kalimat sederhana, kelas harus dibuat atraktif dan interaktif agar menarik. Mereka antusias menerima hal baru meski belum tahu sebelumnya. Yang lebih seru, ya mengajak tertib agak sulit karena kan peralihan dari usia anak-anak, tapi wajar dan menyenangkan,” tuturnya.

Apalagi, programmer di masa kini dan era industri 4.0 menjadi salah satu profesi yang banyak diminati. “Kami harapkan mata pelajaran TIK kembali ke kurikulum dan digelar di sekolah secara merata. Kita menghadapi era industri 4.0, harusnya TIK diajarkan sejak dini supaya saat mereka penetrasi ke dunia industri sudah siap,” katanya.

Ketua Tim Dosen UPI di SMPN 1 Cimahi, Dian Anggraini, mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari Tridharma Perguruan Tinggi. “Kami melakukan kegiatan ini sebagai pengabdian kepada masyarakat,” ujarnya.

Apalagi, dengan slogan Cimahi Cyber City semua perangkat harus sudah siap mendukung era industri 4.0. “Kalau tidak dikenalkan soal TIK sejak dini, khawatir sulit menyeimbangkan saat masuk industri 4.0. Makanya kita pendekatan dengan hal yang membuat mereka tertarik yaitu gim,” ucapnya.

Bukan hanya sekedar hiburan, lanjut Dian, gim yang dibuat pun bisa untuk belajar. “Gim bisa kita buat untuk mendukung pelajaran, seperti petunjuk dengan soal matematika dan sebagainya. Kalau mereka berhasil buat gim, bukan tidak mungkin bisa dijual ke pasaran lewat playstore dan lainnya,” ucap Dian.

Setelah mengajar siswa, para dosen juga akan berbagi ilmu kepada para guru. “Harapannya, guru dan siswa memiliki kompetensi dasar TIK sehingga bisa bergerak mengikuti jaman,” tuturnya.

Artikel ini dapat disimak juga pada site Pikiran Rakyat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *